My Diary.
to Share my Life Events

Perayaan Cap Go Meh di Kota Ketapang, Simbol Keharmonisan Antar Suku

Mungkin perayaan Cap Go Meh tidak asing lagi bagi beberapa masyarakat di Asia Timur temasuk Indonesia. Cap Go Meh merupakan rangkaian perayaan Tahun Baru Cina atau yang lebih dikenal dengan nama Imlek. Cap Go Meh yang dirayakan 14 hari perayaan imlek ini merupakan perayaan yang sangat ditunggu oleh masayarakat Tionghoa di seluruh penjuru dunia, tak heran perayaan ini sangat meriah dan disebut – sebut sebagai puncak dari imlek.

Jauh dari ibu kota Indonesia, Kota Ketapang di Provinsi Kalimantan Barat merupakan kota kecil dengan masyarakat Tionghoa yang cukup besar menjadi salah satu pusat perayaan Cap Go Meh di Indonesia. Perayaan yang satu ini memang sangat menyedot perhatian bebergai kalangan di Kota Ketapang sebab hanya perayaan Cap Go Meh lah yang menjadi ageda event carnival satu – satunya di Kota Ale – Ale ini.


Jika di beberapa kota besar di Indonesia perayaan Cap Go Meh dirayakan dengan cara sederhana dan bersifat adat istiadat dari satu suku saja, tidak bagi masyarakat di Kalimantan Barat. Beberapa kota termasuk Ketapang dalam merayakan Cap Go Meh setiap orang dapat berperan penting dalam perayaan yang satu ini. Tak terkecuali masyarakat non-Tionghoa, suku mayoritas lainnya seperti suku Dayak dan Melayu serta suku minoritas lainnya tidak ragu – ragu ikut berperan dan turut merayakan Cap Go Meh.

Cap Go Meh telah menjadi simbol dari toleransi dan pemesatu tiap suku yang ada di Kalimantan Barat. Cap Go Meh juga berperan dalam menjaga keharmonisan antar suku yang ada di Kalimantan Barat. Dan bukti tersebut di lambangkan dengan kehadiran Tatung atau lebih populer di masyarakat Kalimantan Barat dengan sebutan “Lauya”. Tatung atau Lauya adalah seorang yang sedang dirasuki roh sebagai symbol pengusir roh jahat dalam perayaan Cap Go Meh, sesorang Lauya biasanya kebal terhadap senjata tajam dan bisa memakan hewan mentah (seperti ayam, anjing, babi, ular). Tatung di perayaan Cap Go Meh di Ketapang biasanya menggunakan serangam layaknya panglima dalam suku Dayak. Dengan diiringi musik tradisional gendang dan gong khas Tionghoa (Cina), Tatung atau Lauya biasanya menunjukan kebolehannya ke masyarakat luas.



 
Sehingga Tatung atau Lauya merupakan lambing nyata persatuan Suku Dayak sebagai suku mayoritas di Kalimantan Barat serta suku Tionghua sebagai suku pendatang ditanah Borneo. Tak Cuma Suku Dayak yang berperan dalam perayaan ini teman – teman dari Suku Melayu, Jawa, Batak dan lainnya juga tak ragu – ragu berperan sebagai pemain Liong (Naga) dan Barongsai.
Tak heran beberapa wisatawan takjub atas perayaan Cap Go Meh di berbagai kota di Kalimantan Barat. Keharmonisan antar entis dan suku terpapar jelas pada perayaan satu tahunan ini. Sudah selayaknya kita tetap menjaga persatuan bangsa ini dengan selalu mendukung perayaan – perayaan dari setiap etnis yang ada.
video : Linggarimba88 (YouTube)

christianmaryo christianmaryo Author

Popular Posts

recent posts