Ujian Nasional? Pemerintah Gagal, Saya Berhasil!
12.24.00
Ujian Nasioanal
atau mungkin ada yang menyebut Uji Nyali
adalah test bagi anak – anak kelas 6, 9 , dan 12 untuk menentukan mereka bisa
lulus atau tidak untuk satuan pendidikan yang mereka tempuh. Mengapa di awal
saya bilang UN = Uji Nyali? Kata Uji Nyali tersebut banyak di katakan oleh
siswa – siswi yang takut untuk menghadapi
UN dan mereka yang mungkin belum ada persiapan untuk menghadapi UN.
Saya sudah 2x
merasakan UN, dan UN keduanya gagal bagi pemerintah dan berhasil bagi saya.
Atas kegagalan pemerintahan dan sistem yang bisa dibilang “bodoh” kami lebih mudah untuk menyelesaikan UN. Mengapa pemerintah
yang gagal dan bukan saya yang gagal?
UN pertama yang
saya rasakan adalah waktu saya duduk di kelas 9 SMP. Beruntung sewaktu saya
kelas 6 SD belum ada kebijakan pemerintah untuk menyelenggarankan UN bagi anak
SD. UN pertama saya yaitu UN SMP 2010, yang lebih beruntung dan konyolnya
sistem UN pada saat itu yaitu adanya Ujian Perbaikan bagi mereka yang tidak
lulus. Ujian utama pun saya lakukan dengan baik dan saya bisa lulus dengan
nilai yang lumayan yaitu sekitar 7,3. Namun menyedihkannya masih banyak temanku
yang tidak lulus, mungkin hanya 40% yang lulus pada waktu itu. Dan beberapa
minggu setelah UN mereka yang tidak lulus pun melakukan Ujian Perbaikan. Dan
hasilnya hanya dengan persipan kurang lebih 2 minggu para siswa yang tidak
lulus akhirnya bisa LULUS semua di Ujian Perbaikan dan bahkan nilainya jauh
lebih tinggi bahkan teman – temanku banyak yang mendapat nilai rata – rata 9. Dan mereka berkata ”beruntungnya kami pada
UN kali ini ”. Adil kan ini bagi kami yang sudah lulus Ujian Utama?? Dan siapa
yang salah? Jelass.. PEMERINTAH yang salah pada saat itu. Dan pada akhirnya UN
2010 dengan sistem adanya Ujian Perbaikan dihapuskan. Dan kembali dibuat sistem
yang baru.
Sistem baru UN
ini sampai saat ini masih bertahan hingga sekarang (2014). Saya merasakan
sistem UN yang mungkin terbilang adil ini pada UN SMA tahun 2013. Sekilas saya
jelaskan mulai UN tahun 2011 menganut sistem 40% nilai sekolah + 60% nilai UN.
Saya bilang adil sebab sekolah juga menyumbang nilai untuk menetukan kelulusan.
Biarpun adil UN 2013 ini sangat populer dibicarakan di media sebab UN ini
mungkin menjadi UN yang paling gagal di Indonesia. UN yang harusnya serempak
dilaksanakan pada 15 April 2013 gagal dilaksanakan. Masih ada sekitar 11
provinsi yang pada saat menjelang UN belum mendapat naskah soal dan jawaban dan
harus menunda UN hingga 1 minggu atau 2 minggu. Pertanyaan kenapa penyalurannya
soal UN bisa gagal? Itulah lucunya pemerintah kita. Suasana UN pun saat itu
menjadi kacau di Indonesia. Dan masalah yang langsung saya rasa adalah lembar
LJK yang sangat tipis yang UN tahun ini sediakan. Lembar LJK tersebut mudah
rusak saat mengahapus jawaban. Termasuk saya dan hampir semua siswa membuat
kertas – kertas tersebut terkikis. Sehingga kami
tidak takut terhadap tingkat kesulitan soal UN namun kami takut untuk
mengitamkan lembar jawaban. Huhhh….. walaupun segelintir masalah UN 2013
sudah kami hadapai akhirnya UN kali ini pun kami lulus 100%. Dan saya berhasil
lagi dan pemerintah yang kembaki gagal di UN 2013.
Sekilas tentang
UN yang saya rasakan sendiri, saya bukan tidak mau UN dilaksanakan. Namun saya
berharap sistem UN harus diperbaiki dan UN harus juga adil dan benar – benar dapat
menilai kemampuan siswa. Saya berharap UN 2014 dan UN berikutnya tidak ada lagi
kesalahan seperti UN 2010 dan UN 2013. Cukup angkatan kami yang merasakan gagal
sistem UN. Dan good luck bagi adik – adik yang nanti akan menghadapi UN.