Stop Protes! Waktunya Beri Aksi Nyata Untuk Lingkungan!!!
20.17.00
Bukan cuma
saya, ternyata beberapa teman saya di sosial media akhir – akhir ini
mengutarakan ketidak nyamanan mereka karena mengalami suhu yang sangat panas di
siang hari. Yaaa… Semarang sebagai kota tujuanku merantau, pada 2 bulan
terakhir ini mengalami kenaikan suhu terutama pada siang hari. Hal ini tak
lepas dikarenakan kemarau panjang yang dialami Indonesia pada tahun 2014.
Selain faktor kemarau yang berkepanjangan, banyaknya polusi akibat kendaraan
bermotor serta efek rumah kaca di Semarang juga membuat udara di kota ini sekarang
terasa tidak sehat. Ditambah lagi udara yang sudah lama tidak dibersihkan
akibat sudah lamanya tidak turun hujan di Ibu Kota Jawa Tengah ini. Senasib dengan Semarang, Kota Bekasi akhir –
akhir ini juga menjadi booming media
sosial, bukan karena prestasi kota ini tapi karena suhu panas dan gersang kota
Bekasi malahan menjadi bahan ejekan para Meme
Comic Indonesia.
Tidak bermaksud
untuk mengejek kota besar seperti Semarang dan Bekasi, kota asalku pun
mengalami hal yang sama akibat kemarau yang berkepanjangan ini. Ketapang,
sebuah kota kecil di Kalimantan Barat yang terkenal akan kehijauan hutan
heterogennya juga menjadi sorotan media
nasional karena mengalami ketidak nyamanan akibat kemarau panjang tahun
ini. Kebakaran hutan yang berakibat
kabut asap, kekeringan dan kekurangan pasokan air bersih menjadi masalah utama
di kota Ketapang.
Semakin tahun
masalah lingkungan disekitar kita semakin banyak. Tapi apa yang kita lakukan
selama ini?? Yaa.. mungkin selama ini kita termasuk saya hanya bisa mengeluh,
mengeluh, dan mengeluh di Sosial Media atau mengutarakannya eluhan kita ke
orang terdekat. Apakah dengan mengeluh dan protes sajakan lingkungan kita bisa
terselamatkan?? Pastinya tidak! Cara yang paling gampang adalah dengan mengubah
kebiasaan kecil kita. Buanglah kebiasaan kita yang boros energi dan tidak ramah
lingkungan. Banyak kebiasaan kecil yang dapat menyelamatkan lingkungan, cara –
cara ini dapat teman – teman baca di Kebiasaan - Kebiasaan yang Dapat Menyelamatkan Lingkungan. Mengubah
kebiasaan kecil tersebut memang secara logika tidak akan mempengaruhi bencana
yang besar seperti banjir, longsor, dsb. Tapi perlu diingat alam kita ini
saling berhubungan kebiasaan kecil apa pun akan berpengaruh. Contoh ilustrasinya
sebagai berikut:
“Seekor tikus takut melihat majikannya membawa perangkap tikus. Karena
takut ia meminta bantuan si Ayam untuk mengacurkan perangkap tikus, namun si
Ayam hanya cuek dan menggangap itu bukan masalah buat ia. Kemudian si Tikus
meminta bantuan si Kambing yang lebih besar untuk meminta mengahancurkan
perangkat tikus tersebut, namun ia juga cuek seperti Ayam. Karena takut si
Tikus bersembunyi. Pada akhirnya suatu hari datanglah si Ular yang penuh lapar
datang untuk mecari Tikus. Karena Ular tidak menemukan si Tikus, maka ia mencari
mengalihkan mangsanya kepada Ayam dan Ayam pun mati dan menjadi mangsanya. Ular
yang menjadi memangsa Ayam tertangkap oleh majikan pemilik Ayam tersebut dan
dengan segera pemilik Ayam tersebut membunuh si Ular. Karena si Majikan
berhasil membunuh si Ular yang sering meneror kampungnya maka ia hendak membuat
syukuran/pesta dan mengundang seluruh isi kampung. Akhirnya karena butuh
konsumsi untuk pesta tersebut majikan yang sedang berbahagia itu menyembelih si
Kambing.”
Ilustarasi
yang menarik diatas saya dapatkan dari Pak Benny Setianto saat mengikuti Talk
Show Hilo Green Community yang bertema “What
The Youth Can Do?” Memang ilustrasi tersebut bisa di bilang ngaco atau
tidak masuk akal. Namun benar apa yang dikatakan Pak Benny semua di dunia ini
saling berhubungan dan apa pun mungkin terjadi. Sampah kecil yang bukan masalah
bagi kita mungkin suatu saat akan menjadi bencana besar bagi kita.
Ini baru tahun
2014 sudah banyak masalah lingkungan yang kita rasakan. Kita masih muda, masih
banyak waktu kita dibumi ini dan masih lama kita “menumpang” di bumi ini. Jika
terus – terus begini masalah lingkungan apa lagi kah yang akan kita rasakan 10
tahun kedepan?? Atau bencana apa lagikah yang akan dirasakan anak cucu kita 50
tahun kedepan?? Yaaaa.. kebiasaan kecil kita yang ceroboh kepada lingkungan
mungkin tidak akan berdampak untuk tahun 2014. Tapi kebiasaan ceroboh kita akan
berdampak bencana bagi 10 tahun.
Saya bukanlah
Duta Lingkungan atau Pahlawan Lingkungan, saya hanyalah mahasiswa biasa yang
memiliki basis ilmu IT yang sangat banyak menghabiskan waktu di internet dan
game yang membuat saya dulunya cuek terhadap lingkungan seritar. Serta saya
juga dekat dengan barang elektronik dan sangat boros dalam penggunaan listrik.
Dengan saya menulis artikel ini saya ingin membuka mata kita semua untuk
memperbaiki dunia. Karena lingkungan ada ditanggan kita. Saya juga masih sering
melakukan kebiasaan yang ceroboh terhadap lingkungan tapi dengan mengikuti
komunistas/organisai lingkungan saya mulai merubah kebiasaan ceroboh itu. Saran
saya bagi teman – teman yang sulit merubah kebiasaan ceroboh terhadap
lingkungan ikutilah kegiatan bersifat pencinta alam atau lingkungan di sekolah,
kampus, lingkungan keagamaan, lingkungan tempat tinggal, dan masih banyak
lainnya. Satu kata buat teman – teman “Let’s Go Green”.