My Diary.
to Share my Life Events

Stop Protes! Waktunya Beri Aksi Nyata Untuk Lingkungan!!!




Bukan cuma saya, ternyata beberapa teman saya di sosial media akhir – akhir ini mengutarakan ketidak nyamanan mereka karena mengalami suhu yang sangat panas di siang hari. Yaaa… Semarang sebagai kota tujuanku merantau, pada 2 bulan terakhir ini mengalami kenaikan suhu terutama pada siang hari. Hal ini tak lepas dikarenakan kemarau panjang yang dialami Indonesia pada tahun 2014. Selain faktor kemarau yang berkepanjangan, banyaknya polusi akibat kendaraan bermotor serta efek rumah kaca di Semarang juga membuat udara di kota ini sekarang terasa tidak sehat. Ditambah lagi udara yang sudah lama tidak dibersihkan akibat sudah lamanya tidak turun hujan di Ibu Kota Jawa Tengah ini.  Senasib dengan Semarang, Kota Bekasi akhir – akhir ini juga menjadi booming media sosial, bukan karena prestasi kota ini tapi karena suhu panas dan gersang kota Bekasi malahan menjadi bahan ejekan para Meme Comic Indonesia.
Tidak bermaksud untuk mengejek kota besar seperti Semarang dan Bekasi, kota asalku pun mengalami hal yang sama akibat kemarau yang berkepanjangan ini. Ketapang, sebuah kota kecil di Kalimantan Barat yang terkenal akan kehijauan hutan heterogennya  juga menjadi sorotan media nasional karena mengalami ketidak nyamanan akibat kemarau panjang tahun ini.  Kebakaran hutan yang berakibat kabut asap, kekeringan dan kekurangan pasokan air bersih menjadi masalah utama di kota Ketapang.
Semakin tahun masalah lingkungan disekitar kita semakin banyak. Tapi apa yang kita lakukan selama ini?? Yaa.. mungkin selama ini kita termasuk saya hanya bisa mengeluh, mengeluh, dan mengeluh di Sosial Media atau mengutarakannya eluhan kita ke orang terdekat. Apakah dengan mengeluh dan protes sajakan lingkungan kita bisa terselamatkan?? Pastinya tidak! Cara yang paling gampang adalah dengan mengubah kebiasaan kecil kita. Buanglah kebiasaan kita yang boros energi dan tidak ramah lingkungan. Banyak kebiasaan kecil yang dapat menyelamatkan lingkungan, cara – cara ini dapat teman – teman baca di Kebiasaan - Kebiasaan yang Dapat Menyelamatkan Lingkungan. Mengubah kebiasaan kecil tersebut memang secara logika tidak akan mempengaruhi bencana yang besar seperti banjir, longsor, dsb. Tapi perlu diingat alam kita ini saling berhubungan kebiasaan kecil apa pun akan berpengaruh. Contoh ilustrasinya sebagai berikut:


“Seekor tikus takut melihat majikannya membawa perangkap tikus. Karena takut ia meminta bantuan si Ayam untuk mengacurkan perangkap tikus, namun si Ayam hanya cuek dan menggangap itu bukan masalah buat ia. Kemudian si Tikus meminta bantuan si Kambing yang lebih besar untuk meminta mengahancurkan perangkat tikus tersebut, namun ia juga cuek seperti Ayam. Karena takut si Tikus bersembunyi. Pada akhirnya suatu hari datanglah si Ular yang penuh lapar datang untuk mecari Tikus. Karena Ular tidak menemukan si Tikus, maka ia mencari mengalihkan mangsanya kepada Ayam dan Ayam pun mati dan menjadi mangsanya. Ular yang menjadi memangsa Ayam tertangkap oleh majikan pemilik Ayam tersebut dan dengan segera pemilik Ayam tersebut membunuh si Ular. Karena si Majikan berhasil membunuh si Ular yang sering meneror kampungnya maka ia hendak membuat syukuran/pesta dan mengundang seluruh isi kampung. Akhirnya karena butuh konsumsi untuk pesta tersebut majikan yang sedang berbahagia itu menyembelih si Kambing.”

Ilustarasi yang menarik diatas saya dapatkan dari Pak Benny Setianto saat mengikuti Talk Show Hilo Green Community yang bertema “What The Youth Can Do?” Memang ilustrasi tersebut bisa di bilang ngaco atau tidak masuk akal. Namun benar apa yang dikatakan Pak Benny semua di dunia ini saling berhubungan dan apa pun mungkin terjadi. Sampah kecil yang bukan masalah bagi kita mungkin suatu saat akan menjadi bencana besar bagi kita.
Ini baru tahun 2014 sudah banyak masalah lingkungan yang kita rasakan. Kita masih muda, masih banyak waktu kita dibumi ini dan masih lama kita “menumpang” di bumi ini. Jika terus – terus begini masalah lingkungan apa lagi kah yang akan kita rasakan 10 tahun kedepan?? Atau bencana apa lagikah yang akan dirasakan anak cucu kita 50 tahun kedepan?? Yaaaa.. kebiasaan kecil kita yang ceroboh kepada lingkungan mungkin tidak akan berdampak untuk tahun 2014. Tapi kebiasaan ceroboh kita akan berdampak bencana bagi 10 tahun.
Saya bukanlah Duta Lingkungan atau Pahlawan Lingkungan, saya hanyalah mahasiswa biasa yang memiliki basis ilmu IT yang sangat banyak menghabiskan waktu di internet dan game yang membuat saya dulunya cuek terhadap lingkungan seritar. Serta saya juga dekat dengan barang elektronik dan sangat boros dalam penggunaan listrik. Dengan saya menulis artikel ini saya ingin membuka mata kita semua untuk memperbaiki dunia. Karena lingkungan ada ditanggan kita. Saya juga masih sering melakukan kebiasaan yang ceroboh terhadap lingkungan tapi dengan mengikuti komunistas/organisai lingkungan saya mulai merubah kebiasaan ceroboh itu. Saran saya bagi teman – teman yang sulit merubah kebiasaan ceroboh terhadap lingkungan ikutilah kegiatan bersifat pencinta alam atau lingkungan di sekolah, kampus, lingkungan keagamaan, lingkungan tempat tinggal, dan masih banyak lainnya.  Satu kata buat teman – teman “Let’s Go Green”.
christianmaryo christianmaryo Author

Popular Posts

recent posts